Jumat, 28 Juni 2013

indonesia assigment-Pentingnya Tata Krama Pada Usia Dini




PENTINGNYA PENDIDIKAN TATA KRAMA PADA ANAK USIA DINI

Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas akhir semester Bahasa Indonesia



UNP JOSS

                                      


                                                                                             














Disusun oleh:
WANODYA UTAMI
NPM: 10.1.01.08.0286
1-B




PROGRAM  STUDI BAHASA INGGRIS
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
2011



KATA PENGANTAR



Puji syukur saya panjatkan ke hadirat  Allah SWT, karena berkat dan rahmat-Nya saya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Pentingnya Pendidikan Tata Krama Pada Usia Dini. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia. Saya mengucapkan terima kasih kepada dosen saya yang bernama Imam Baehachi yang telah membimbing saya sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi pembaca dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.








          Kediri,  30 Juni 2011
                                                                                               Penyusun


                                                                                     WANODYA UTAMI






DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL        .................................................................................    i
KATA PENGANTAR      ................................................................................     ii
DAFTAR ISI                    ................................................................................     iii

BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................................    1
1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................    2
1.3 Tujuan ..............................................................................................    2
BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Tata Krama ....................................................................    3
2.2 Pentingnya Pendidikan Tata Krama pada Usia Dini .......................    5
2.3 Cara Penerapan Pendidikan Tata Krama pada Usia Dini ...............     6
2.4 Hasil Pendidikan Tata Krama pada Usia Dini ................................    7

BAB III : KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan ....................................................................................      9
3.2 Saran ..............................................................................................      12
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................     13









BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Rendahnya mutu pendidikan masih disandang bangsa Indonesia. Hal ini dapat diminimalisir dengan mengoptimalkan pendidikan pada anak sejak usia dini. Salah satunya tentang pendidikan tata krama. Pada usia 0-6 tahun anak perlu mendapatkan perhatian khusus karena saat  inilah kesiapan mental dan emosionalnya mulai terbentuk. Penelitian terhadap Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) menunjukkan bahwa mutu pendidikan dan keberhasilan akademis secara signifikan dipengaruhi oleh kualitas masukan pendidikan, yaitu kesiapan mental dan emosional anak saat memasuki sekolah dasar.
Anak mulai belajar dan beradaptasi dengan lingkungannya sejak bayi. Hal ini dikarenakan pertumbuhan otak bayi dibentuk pada usia nol sampai enam tahun.  Oleh sebab itu  mulai dari dini anak perlu dikenalkan dengan tata krama. Karena diusia ini anak bisa cepat menangkap semua apa yang diajarkan kepadanya. Itulah sebabnya, mengapa masa anak-anak dinamakan masa keemasan. Sebab, setelah masa perkembangan ini lewat, berapapun kapabilitas kecerdasan yang dicapai oleh masing-masing individu, tidak akan meningkat lagi.
Menurut para ahli, perkembangan anak itu banyak tergantung pada lingkungannya. Lingkungan keluarga dan lingkungan disekitarnya. Maka dari itu perlu pengawasan yang lebih pada anak seusia ini, untuk dapat mementau seberapa jauh yang mereka dapat. Apabila anak berada dalam lingkungan yang tidak bertata krama maka ia akan menjadi anak yang tidak punya tata krama juga. Peran orang tua sangat penting dalam hal ini.
          Berdasarkan pernyataan para ahli, mengajari sopan santun atau tata kerama hendaknya sejak dini. Di saat ia mulai memahami apa yang diajarkan kepadanya.  Pengajaran bisa dimulai sejak ia berusia 1 atau 1,5 tahun. Tidak perlu menunggu hingga besar karena bisa berakibat fatal. Setelah ia besar ia akan mempunyai cara kebiasaan tertentu. Butuh waktu lama untuk mengubah kebiasaannya tersebut.
     
       Orang tua dapat mendidik anak dengan memberikan motivasi kepada mereka. Seperti memberikan contoh yang baik agar ditirukan oleh anaknya. Untuk anak batita sebaiknya pengajaran tata krama dimulai dari kehidupan sehari-hari. Mulai dari hal-hal simpel yang terjadi di kehidupan sehari-harinya. Sehingga hal-hal simpel tersebut akan menjadi kebiasaan hingga ia besar nanti. Orang tua akan bangga apabila melihat anakntya mempunyai tata krama yang sesui dengan norma.   Setelah dewasa ia akan menjadi anak yang bangga juga karena bisa menjadi contoh bagi orang lain dalam kehidupannya.

1.2  Rumusan Masalah
1.         Apakah yang dimaksud dengan tata krama?
2.       Mengapa pendidikan tata krama pada usia dini itu penting?
3.       Bagaimana cara penerapan pendidikan tata krama pada usia dini itu?
4.       Apa hasil dari pendidikan tata krama pada usia dini?

1.3  Tujuan
Adapun tujuan yang menjadi pokok permasalahan dalam makalah ini, yaitu;
1.      Mengetahui arti dari tata karma
2.      Mengetahui pentingnya pendidikan tata krama pada usia dini
3.      Mengetahui bagaimana cara penerapan pendidikan tata krama pada usia dini
4.      Mengetahui hasil dari pendidikan tata krama pada usia dini


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN TATA KRAMA
Tata krama terdiri dari dua kata
Tata         = Adat, aturan, norma, peraturan.
Krama     = Sopan santun, tindakan, kelakuan, perbuatan.]
Tata krama adalah
  • Kebiasaan adat sopan santun yang disepakati dalam lingkungan pergaulan antara anggota masyarakat disuatu tempat.
  • Kebiasaan sopan santun yang disepakati dilingkungan rumah/ keluarga, sekolah, hubungan masyarakat dimana siswa berada.
Tata krama ada disetiap kelompok masyarakat dimana saja dan kapan saja, bila kita berkomunikasi seperti perkenalan berbicara, bertatap muka, atau pembicaraan melalui sarana komunikasi lainnya seperti telepon dan surat kita harus mengetahui tata kramanya.
Sopan santun adalah sikap perilaku seseorang yang merupakan kebiasaan yang disepakati dan diterima dalam lingkungan pergaulan.
Bagi siswa, sopan santun merupakan wujud budi pekerti luhur yang dperoleh melalui pendidikan dan latihan dari berbagai orang dalam kedudukan masing-masing, seperti orang tua dan guru, para pemuka agama dan masyarakat dan tulisan-tulisan atau hasil karya para bijak (cerdik pandai) yang merupakan bagian dari ajaran moral.
Dari pendidikan dan latihan tersebut, diharapkan siswa dapat mewujudkannya dalam sikap bentuk dan perilaku yang selaras dan serasi dengan kodrat, tempat waktu dan kondisi lingkungan dimana siswa berada sehari-hari.
Tata krama atau adat sopan santun atau yang biasa disebut etiket telah menjadi bahan dalam hidup kita, ia telah menjadi persyaratan dalam hidup sehari-hari, malahan menjadi meningkat dan sangat berperan untuk memudahkan manusia diterima di masyarakatnya. Pada waktu anda masih kanak-kanak, secara tidak sadar orang tua anda telah melatih anda agar menerima pemberian orang dengan tangan kanan,lalu mengucapkan terima kasih.
Tata krama adalah kebiasaan. Kebiasaan ini merupakan tata cara yang lahir dalam hubungan antar manusia. Kebiasaan ini muncul karena adanya aksi dan reaksi dalam pergaulan. Sebagai contoh, kalau orang indonesia setuju dengan apa yang dikemukakan ia akan mengangguk- anggukan kepalanya. Sebaliknya di negeri lain ada yang menyatakan setuju dengan menggeleng-gelengkan kepalanya. ( http://belajarpsikologi.com/pengertian-tata-krama/)
Jadi Tata krama adalah norma kebiasaan yang mengatur sopan santun, dan disepakati oleh lingkungan.
                  Menurut   Drs. O. P Simorangkir, Tata karma atau etika sebagai pandangan manusia dalam berpengaruh dalam berpakaian menurut ukuran dan nilai yang baik.
            Menurut  Drs. Sidi Gajalba Dalam sisitematika filsafat, tata krama adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik maupun buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.
Menurut Drs. H. Burhanudin Salam, Tata karma atau etika adalah filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma yang prilaku manusia dalam hidupnya.
Menurut Bertens (1999 : 6) Tata karma etika memiliki 3 arti yaitu :
1.        Etika dalam arti nilai-nilai atau norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau          suatu kelompok orang dalam mengatur tingkah lakunya.
2.        Etika dalam arti kumplan asas atau nilai moral dimaksukan sebagai kode etik.
3.        Etiks dalam arti ilmu tentang yang baik atau buruk.
     Menurut Black (1990: 11), Etika ilmu yang mempunyai cara manusia memperlakukan sesamanya dan apa hidup yang baik.

            Pengertian tata krama dalam kehidupan, Yang pertama adalah tahu situasi dan kondisi serta bertanggung jawab. Dan yang kedua adalah aksi dari reaksi manusia dalam suatu lingkungan. Yang diperlukan adalah komunikasi(alat hubung seseorang yang paling penting), perhatian diperlukan dalam komunikasi, sopan dalam bicara. (http://makantutugas.blogspot.com/2011/04/tata-krama-public-relation.html)
2.2  PENTINGNYA TATA KRAMA PADA ANAK USIA DINI
Orang tua anda juga melatih anda cara makan,minum, menyapa, memberi hormat, berbicara, berpakaian, dan bersikap jika ada tamu yang datang kerumah anda. Lama kelamaan prilaku anda terbentuk menjadi suatu kebiasaan, tanpa memikirkan mengapa anda harus bertindak seperti yang demikian.
Tata krama yang semula berlaku dalam lingkungan terbatas, lama kelamaan dapat merambat kelingkungan masyarakat yang lebih luas. Banyak manusia yang memiliki jenis manusia tipe durian, yaitu orang yang penampilannya tidak menarik, kasar, dan tidak mengundang simpati, namun berhati emas. Hatinya diliputi sifat-sifat terpuji, seperti rendah hati, suka memaafkan, suka menolong, dan menghargai orang, serta tidak menyakiti orang lain. Manusia tipe kedong-dong akan dijauhi orang setelah merasakan betapa asam sifat-sifatnya.
Disinilah letak betapa pentingnya tata krama. Orang yang mengenal dan menerapkannya akan melahirkan penampilan yang menarik seperti kulit kedongdong,dan perhatian itu tepancar dari hati seperti isi durian. (http://belajarpsikologi.com/pengertian-tata-krama/)
      Dengan pendidikan tata krama yang diberikan sejak dini maka anak akan dapat mengatur sikap tingkah lakunya, dimana dan kapanpun berada sehingga menambah sikap baik.


      2.3  CARA PENERAPAN PENDIDIKAN TATA KRAMA PADA USIA DINI

  Kapan Mulai Mengajari Anak Sopan Santun?

Para ahli mengingatkan, ajari anak tata krama sedini mungkin. Jangan tunggu hingga anak besar karena bisa berakibat fatal. Bagaimana memulainya? Tentunya para orang tua akan bangga jika dikatakan bahwa anaknya sangat sopan. Namun sebaliknya, jika anaknya dicap sebagai tak tahu aturan, tentunya sebagai orang tuanya Anda sangat sedih, bukan? Bagaimana mengajari si kecil agar ia bisa berlaku sopan?
Menurut psikolog Hera L. Mikarsa, Ph.D , mengajari sopan santun atau tata krama sebaiknya dilakukan sejak dini. Bisa dimulai sejak ia berusia 1 atau 1,5 tahun. Saat ia mulai mengerti. "Jadi, jangan tunggu hingga ia besar. Sebab kala ia sudah besar, tentunya ia sudah punya kebiasaan tertentu. Akan memakan waktu lama untuk mengubahnya."
DARI YANG SEDERHANA
Jangan karena menganggap ia masih kecil, lantas dianggap belum penting mengajarkan tata krama. Karena nanti pelajaran tata krama dan budi pekerti akan didapatkannya saat duduk di bangku TK atau SD. Ini anggapan yang salah, sebab, ia belajar di TK juga hanya sebentar, sekitar dua jam. Apa cukup pelajaran budi pekerti dan tata krama yang ia peroleh? Lagi pula, semakin ia besar, semakin sulit hal ini diajarkan. Kalau sejak kecil tidak diajarkan norma-norma yang baik, bisa jadi kelak ia tumbuh menjadi anak tak tahu aturan. Misalnya, masuk ke rumah orang langsung berlarian ke sana-kemari. Membuka lemari es dan mengambil isinya seenaknya, seakan-akan itu adalah lemari es ibunya. Namun Hera juga mengakui, tak tertutup kemungkinan si anak juga belajar dari lingkungan. Maka ia akan meniru cara yang lebih bisa diterima di masyarakat itu. Jadi kontrol sosial di sini sangat berperan. Namun tetap yang paling baik adalah bila dari rumahnyalah pengajaran tata krama ini didapatnya.
Untuk anak batita, menurut dosen psikologi perkembangan UI ini, sebaiknya pengajaran tata krama dimulai dari kehidupan sehari-hari. Misalnya, membuang sampah harus di tempatnya, makan harus di meja makan, membaca tidak boleh sambil tiduran di lantai, sebelum makan harus cuci tangan dulu, dsb. Atau, kalau ia bertemu dengan tetangga, ajarkan ia bersalaman, mengucapkan terima kasih bila diberi oleh-oleh, dsb. Jadi mulai dari hal-hal simpel yang terjadi dalam kehidupan sehari-harinya. Sehingga hal-hal simpel ini akan menjadi kebiasaan hingga ia besar nanti. Pola pengajarannya pun tidak bisa dengan wejangan atau nasihat. "Ia tak akan mengerti. Harus dengan contoh. Kalaupun harus dengan kalimat, ungkapkan dengan kalimat yang sederhana dan mudah dicerna mereka." Nanti dengan bertambahnya umur, otomatis pemahamanannya semakin baik, sehingga mengajarkannya bisa lebih bervariasi.
Selain itu, si kecil juga belum tahu mengapa ia harus melakukan semua tata krama itu. Tugas orang tualah yang harus menjelaskan alasan di belakang aturan itu.
TEGURAN DAN PUJIAN
Orang tua juga harus terus mengingatkan. Karena si kecil daya ingatnya sangat terbatas. Sehingga ia mudah lupa atas larangan dan anjuran yang diterapkan. Jadi, jangan terkejut jika mereka banyak melanggarnya. Bersabarlah dan jangan bosan-bosan untuk terus mengingatkannya, sampai hal ini menjadi suatu kebiasaan. Dan kalau kebiasaan baik itu dibiasakan sejak kecil, kala dewasa akan dengan secara otomatis terucap. Hasil didikan orang tua ini biasanya akan terlihat saat anakmulai bersosialisasi keluar. Dari situ baru kelihatan apakah ia bersikap sopan atau urakan. Dan karena di usia 2-3 tahun, si kecil juga mulai bermain di luar, orang tua sebaiknya juga mengajarkan tata krama untuk bergaul. Teguran harus disesuaikan dengan usia dan pribadi anak. Ada anak yang sekali ditegur lantas sudah menangis, tapi ada anak yang cuek saja pada peringatan orang tuanya. "Namun umumnya, di usia batita ini, pelototan mata ibunya saja atau dengan kata-kata 'Jangan! Awas! Tidak boleh begitu!', sudah cukup." Kalau teguran ini tidak jalan, bisa ditingkatkan dengan ancaman. Lebih baik tidak dilakukan hukuman fisik karena itu tidak efektif. Teguran pada si kecil sebaiknya dilakukan sesegera mungkin. Segera setelah ia melakukan kesalahannya. Sehingga ia bisa menghubungkan hukumannya dengan perbuatannya. Kalau peneguran itu ditunda, misalnya menunggu hingga di dalam rumah, ia sudah lupa. www.tabloidnova.com
“Manusia adalah gudangnya kesalahan,” begitu bunyi pepatah bijak. Namun demikian, bukan berarti meminta maaf atas kesalahan menjadi hal mudah, termasuk bagi anak-anak usia sekolah. Agar anak mau meminta maaf, berikut 6 langkah yang dapat orangtua terapkan pada anak saat anak bertengkar dengan temannya, antara lain;
1. Beri kesempatan pada anak untuk mengungkapkan masalahnya.
Galilah dari diri anak apa yang membuatnya tidak mau/menolak meminta maaf. Baik orangtua maupun guru harus bersikap netral, tidak berpihak kepada pelaku ataupun korban. Jika berpihak, dikhawatirkan pemulihan hubungan keduanya akan semakin sulit.
2. Tidak memaksa anak meminta maaf.
Sering dijumpai orangtua yang memaksa anaknya untuk minta maaf, sebetulnya, cara seperti ini tidak benar dan dapat menekan anak. Semakin dipaksa untuk meminta maaf, semakin sulit bagi anak untuk melakukannya. Karena paksaan merupakan sesuatu yang tidak menyenangkan maka hal itu tak akan diulangi lagi. Atau, kalaupun mau, anak akan meminta maaf dengan terpaksa, tidak tulus.

3. Tumbuhkan empati pada anak.
Cara terbaik dengan menumbuhkan empatinya. Memberikan pengertian tentang apa yang dilakukannya. Setidaknya anak tahu, perbuatannya telah membuat orang lain menderita, terganggu, atau tersakiti. Anda harus bisa memahami, perbuatannya itu tidak baik. Dia juga harus merasakan apa yang orang lain rasakan. Anak harus melihat dampak yang dia lakukan pada anak lain, bagaimana perasaan orang tersebut, dan sebagainya.
4. Berikan dorongan
Contoh, “Ibu akan senang kalau kamu mendengarkan keluhan orang lain dan kamu mau mengubah perilakumu. Ibu berharap kamu juga bisa meminta maaf atas perbuatan yang sudah kamu lakukan pada temanmu.” Harapan semacam ini tidak memberi kesan memaksa dan sok berkuasa, melainkan mengajari anak untuk bersikap terbuka dan membuatnya berpikir. Apalagi di usia ini anak sudah bisa diajak berpikir mengenai konsekuensi.
5. Kenalkan aneka cara meminta maaf
Ada berbagai cara meminta maaf, baik secara langsung maupun tidak. Ada yang lewat salaman tangan, rangkulan, sentuhan, dan cara lainnya, atau yang terbaru dengan SMS, e-mail, chat, komentar maaf di jejaring sosial seperti Facebook, Friendster, dan lain-lain. Anak tahu mana yang paling tepat dan cocok. Biasanya dengan dibebaskan mengemukakan pendapatnya, anak akan menemukan banyak ide. Kecuali jika anak memang tak tahu caranya, maka orangtua mempunyai kesempatan untuk memberi masukan.
6. Beri toleransi waktu
Hindari menyuruh anak meminta maaf di saat itu juga. Orangtua memang harus menunggu hingga anak mau melakukannya dengan tulus tanpa terpaksa. Selanjutnya, jika anak sudah siap, orangtua bisa menjadi perantara, membantu anak untuk meminta maaf dan mendamaikan kedua anak yang berseteru. www.tabloidnova.com


2.4 HASIL DARI PENDIDIKAN TATA KRAMA PADA USIA DINI
1.      Anak akan menjadi seseorang yang bisa menjadi contoh baik bagi orang lain dalam kehidupan.
2.      Anak akan mempunyai kebiasaan tingkah laku yang terkontrol, tidak ragu-ragu dalam setiap situasi.
3.      Dengan perilaku anak yang baik maka akan menumbuhkan kelebihan dalam pendidikan dan pelatihan yang diikuti.
4.      Anak akan dapat mengambil keputusan dalam suatu masalah dengan bijak.
5.      Anak akan dapat mengenal bagaimana menjalani hidup melalui rangkaian tindakan sehari-hari.
6.      Anak akan menjadi seseorang yang disegani dan dihormati
7.      Dapat berhubungan baik dengan orang lain
8.      Anak akan menjadi seseorang yang dapat memelihara suasana yang baik dalam berbagai lingkungan, baik lingkungan keluarga, pergaulan, dan di mana ia bekerja.









BAB III
PENUTUP

3.1              Kesimpulan

            Dari pembahasan yang telah disampaikan , maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan tata krama sejak usia dini itu sangat penting. Para orang tua hendaknya membuang anggapan bahwa pendidikan tata krama itu belum perlu diberikan pada anak usia dini. Jangan tunggu ia hingga besar. Apabila pendidikan tata krama ini terlambat diberikan maka akan menjadi masalah yang fatal. Sebab saat ia sudah besar, tentu ia sudah punya kebiasaan tertentu. Akan memerlukan waktu yang lama untuk mengubahnya. Belajar sopan santun sejak dini akan membentuk anak menjadi pribadi dewasa yang bertata krama. Di usia inilah saatnya untuk mengenalkan sopan santun kepada anak. Dengan demikian anak menjadi tahu apa yang sebaiknya dilakukan dan tidak di berbagai kesempatan. Namun tentunya pengajaran harus disesuaikan dengan usia anak. Cukup ajarkan hal-hal kecil yang bisa dilakukan anak usia dini. Karena pada masa ini otak anak sangat cepat menangkap apa yang ia lihat. Anak-anak cepat menirukan apa yang orang lain lakukan. Lingkungan disekitar sangat mempengaruhi kelakuannya. Maka dari itu peran orang tua sangat penting untuk mengontrol perkembangan sopan santun anak.

3.2              Saran
            Saran yang dapat penulis sampaikan adalah:
1.      Semakin ditingkatkannya perhatian para orang tua untuk mengontrol perkembangan anak terutama dalam bidang tata krama.
2.      Sebaiknya pengajaran tentang tata krama yang diberikan disekolah ditingkatkan, atau mungkin sekolah khusus untuk tata krama.



DAFTAR PUSTAKA
























KERANGKA KARANGAN

BAB I. Pendahuluan
1.1.Latar Belakang
a)    Rendahnya mutu pendidikan masih disandang bangsa Indonesia.
b)   Anak mulai belajar dan beradaptasi dengan lingkungannya sejak bayi.
c)    Perkembangan anak itu banyak tergantung pada lingkungannya.
d)   Sopan santun atau tata kerama hendaknya diajarkan sejak dini.
e)    Orang tua dapat mendidik anak dengan memberikan motivasi kepada mereka.

1.2.Rumusan Masalah
a)    Apakah yang dimaksud dengan tata krama?
b)    Mengapa pendidikan tata krama pada usia dini itu penting?
c)    Bagaimana cara penerapan pendidikan tata krama pada usia dini itu?
d)   Apa hasil dari pendidikan tata krama pada usia dini?

1.3.Tujuan
a)        Mengetahui arti dari tata karma
b)        Mengetahui pentingnya pendidikan tata krama pada usia dini
c)        Mengetahui bagaimana cara penerapan pendidikan tata krama pada usia dini
d)       Mengetahui hasil dari pendidikan tata krama pada usia dini
BAB II. Pembahasan
2.1. Pengertian Tata Kerama
            Jadi Tata krama adalah norma kebiasaan yang mengatur sopan santun, dan disepakati oleh lingkungan.
2.2. Pentingnya Pendidikan Tata Kerama pada Usia Dini
      Dengan pendidikan tata krama yang diberikan sejak dini maka anak akan dapat mengatur sikap tingkah lakunya, dimana dan kapanpun berada sehingga menambah sikap baik.
2.3. Cara Penerapan Pendidikan Tata Kerama pada Usia Dini
      1. Dari yang sederhana
      2. Teguran dan Pujian
2.4. Hasil dari Pendidikan Tata kerama pada usia dini
      1. Anak akan menjadi contoh yang baik bagi orang lain, anak akan mempunyai kebiasaan tingkah laku yang terkontrol, dapat mengambil keputusan dengan bijak, menjadi seseorang yang disegani dan dihormati.
BAB III. Penutup
      3.1. Kesimpulan
                  Dengan pendidikan tata kerama sejak usia dini maka anak akan tahu apa yang baik dilakukan dan tidak. Sehingga setelah dewasa nanti anak dapat bertingkah laku dengan baik.
      3.2. Saran
                  Sebaiknya orang tua lebih meningkatkan perhatian terhadap anak dalam mengontrol perkembangan anak terutama dalam bidang tata kerama.



1 komentar:

  1. Website paling ternama dan paling terpercaya di Asia
    Sistem pelayanan 24 Jam Non-Stop bersama dengan CS Berpengalaman respon tercepat
    Memiliki 9 Jenis game yang sangat digemari oleh seluruh peminat poker / domino
    Link Alternatif :
    www.arenakartu.cc
    100% Memuaskan ^-^

    BalasHapus