PENTINGNYA PENDIDIKAN TATA KRAMA PADA ANAK USIA DINI
Makalah ini di
susun untuk memenuhi tugas akhir semester
Bahasa Indonesia
Disusun
oleh:
WANODYA UTAMI
NPM: 10.1.01.08.0286
1-B
PROGRAM STUDI BAHASA INGGRIS
FAKULTAS
ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
NUSANTARA PGRI KEDIRI
2011
KATA
PENGANTAR
Puji syukur saya
panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena
berkat dan rahmat-Nya saya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Pentingnya
Pendidikan Tata Krama Pada Usia Dini. Makalah
ini diajukan guna
memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia. Saya mengucapkan terima kasih
kepada dosen saya yang bernama Imam Baehachi yang telah membimbing saya
sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah
ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
memberikan informasi bagi pembaca dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan
peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Kediri, 30 Juni 2011
Penyusun
WANODYA
UTAMI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI ................................................................................ iii
BAB
I : PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
.................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 2
1.3
Tujuan .............................................................................................. 2
BAB
II : PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Tata Krama
.................................................................... 3
2.2
Pentingnya Pendidikan Tata Krama pada Usia Dini
....................... 5
2.3
Cara Penerapan Pendidikan Tata Krama pada Usia Dini
............... 6
2.4
Hasil Pendidikan Tata Krama pada Usia Dini
................................ 7
BAB
III : KESIMPULAN
3.1
Kesimpulan
.................................................................................... 9
3.2
Saran
.............................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA
...................................................................................... 13
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Rendahnya mutu pendidikan masih
disandang bangsa Indonesia. Hal ini dapat diminimalisir dengan mengoptimalkan
pendidikan pada anak sejak usia dini. Salah satunya tentang pendidikan tata
krama. Pada usia 0-6 tahun anak perlu mendapatkan perhatian khusus karena
saat inilah kesiapan mental dan
emosionalnya mulai terbentuk. Penelitian terhadap Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) menunjukkan bahwa mutu pendidikan dan keberhasilan akademis secara
signifikan dipengaruhi oleh kualitas masukan pendidikan, yaitu kesiapan mental
dan emosional anak saat memasuki sekolah dasar.
Anak mulai belajar dan beradaptasi
dengan lingkungannya sejak bayi. Hal ini dikarenakan pertumbuhan otak bayi
dibentuk pada usia nol sampai enam tahun. Oleh sebab itu
mulai dari dini anak perlu dikenalkan dengan tata krama. Karena diusia
ini anak bisa cepat menangkap semua apa yang diajarkan kepadanya. Itulah
sebabnya, mengapa masa anak-anak dinamakan masa keemasan. Sebab, setelah masa
perkembangan ini lewat, berapapun kapabilitas kecerdasan yang dicapai oleh
masing-masing individu, tidak akan meningkat lagi.
Menurut para ahli, perkembangan
anak itu banyak tergantung pada lingkungannya. Lingkungan keluarga dan
lingkungan disekitarnya. Maka dari itu perlu pengawasan yang lebih pada anak
seusia ini, untuk dapat mementau seberapa jauh yang mereka dapat. Apabila anak
berada dalam lingkungan yang tidak bertata krama maka ia akan menjadi anak yang
tidak punya tata krama juga. Peran orang tua sangat penting dalam hal ini.
Berdasarkan pernyataan para ahli, mengajari sopan santun
atau tata kerama hendaknya sejak dini. Di saat ia mulai memahami apa yang
diajarkan kepadanya. Pengajaran bisa
dimulai sejak ia berusia 1 atau 1,5 tahun. Tidak perlu menunggu hingga besar
karena bisa berakibat fatal. Setelah ia besar ia akan mempunyai cara kebiasaan
tertentu. Butuh waktu lama untuk mengubah kebiasaannya tersebut.
Orang tua dapat mendidik anak dengan memberikan
motivasi kepada mereka. Seperti memberikan contoh yang baik agar ditirukan oleh
anaknya. Untuk anak batita sebaiknya pengajaran tata krama dimulai dari
kehidupan sehari-hari. Mulai dari hal-hal simpel yang terjadi di kehidupan
sehari-harinya. Sehingga hal-hal simpel tersebut akan menjadi kebiasaan hingga
ia besar nanti. Orang tua akan bangga apabila melihat anakntya mempunyai tata
krama yang sesui dengan norma. Setelah
dewasa ia akan menjadi anak yang bangga juga karena bisa menjadi contoh bagi
orang lain dalam kehidupannya.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apakah yang dimaksud
dengan tata krama?
2. Mengapa
pendidikan tata krama pada usia dini itu penting?
3. Bagaimana
cara penerapan pendidikan tata krama pada usia dini itu?
4. Apa
hasil dari pendidikan tata krama pada usia dini?
1.3
Tujuan
Adapun
tujuan yang menjadi pokok permasalahan dalam makalah ini, yaitu;
1. Mengetahui
arti dari tata karma
2. Mengetahui
pentingnya pendidikan tata krama pada usia dini
3. Mengetahui
bagaimana cara penerapan pendidikan tata krama pada usia dini
4. Mengetahui
hasil dari pendidikan tata krama pada usia dini
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN TATA KRAMA
Tata krama terdiri dari dua kata
Tata = Adat,
aturan, norma, peraturan.
Krama = Sopan santun, tindakan, kelakuan,
perbuatan.]
Tata krama adalah
- Kebiasaan adat sopan santun yang disepakati dalam lingkungan pergaulan antara anggota masyarakat disuatu tempat.
- Kebiasaan sopan santun yang disepakati dilingkungan rumah/ keluarga, sekolah, hubungan masyarakat dimana siswa berada.
Tata krama ada disetiap kelompok masyarakat dimana saja dan
kapan saja, bila kita berkomunikasi seperti perkenalan berbicara, bertatap
muka, atau pembicaraan melalui sarana komunikasi lainnya seperti telepon dan
surat kita harus mengetahui tata kramanya.
Sopan santun adalah sikap perilaku seseorang yang merupakan
kebiasaan yang disepakati dan diterima dalam lingkungan pergaulan.
Bagi siswa, sopan santun merupakan wujud budi pekerti luhur
yang dperoleh melalui pendidikan dan latihan dari berbagai orang dalam
kedudukan masing-masing, seperti orang tua dan guru, para pemuka agama dan
masyarakat dan tulisan-tulisan atau hasil karya para bijak (cerdik pandai) yang
merupakan bagian dari ajaran moral.
Dari pendidikan dan latihan tersebut, diharapkan siswa dapat
mewujudkannya dalam sikap bentuk dan perilaku yang selaras dan serasi dengan
kodrat, tempat waktu dan kondisi lingkungan dimana siswa berada sehari-hari.
Tata krama atau adat sopan
santun atau yang biasa disebut etiket telah menjadi bahan dalam
hidup kita, ia telah menjadi persyaratan dalam hidup sehari-hari, malahan menjadi
meningkat dan sangat berperan untuk memudahkan manusia diterima di
masyarakatnya. Pada waktu anda masih kanak-kanak, secara tidak sadar orang tua
anda telah melatih anda agar menerima pemberian orang dengan tangan kanan,lalu
mengucapkan terima kasih.
Tata krama adalah kebiasaan. Kebiasaan ini merupakan tata cara
yang lahir dalam hubungan antar manusia. Kebiasaan ini muncul karena adanya
aksi dan reaksi dalam pergaulan. Sebagai contoh, kalau orang indonesia setuju
dengan apa yang dikemukakan ia akan mengangguk- anggukan kepalanya. Sebaliknya
di negeri lain ada yang menyatakan setuju dengan menggeleng-gelengkan
kepalanya. ( http://belajarpsikologi.com/pengertian-tata-krama/)
Jadi Tata krama adalah norma
kebiasaan yang mengatur sopan santun, dan disepakati oleh lingkungan.
Menurut Drs. O. P Simorangkir, Tata karma atau etika sebagai
pandangan manusia dalam berpengaruh dalam berpakaian menurut ukuran dan nilai
yang baik.
Menurut
Drs. Sidi Gajalba Dalam
sisitematika filsafat, tata krama adalah teori tentang tingkah laku perbuatan
manusia dipandang dari segi baik maupun buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh
akal.
Menurut Drs. H.
Burhanudin Salam, Tata karma atau etika adalah filsafat yang berbicara
mengenai nilai dan norma yang prilaku manusia dalam hidupnya.
Menurut Bertens
(1999 : 6) Tata karma etika memiliki 3 arti yaitu :
1.
Etika dalam arti nilai-nilai atau norma-norma yang menjadi
pegangan bagi seseorang atau
suatu kelompok orang dalam mengatur tingkah lakunya.
2.
Etika dalam arti kumplan asas atau nilai moral dimaksukan
sebagai kode etik.
3.
Etiks dalam arti ilmu tentang yang baik atau buruk.
Menurut Black (1990: 11), Etika ilmu yang mempunyai cara
manusia memperlakukan sesamanya dan apa hidup yang baik.
Pengertian
tata krama dalam kehidupan, Yang pertama adalah tahu situasi dan kondisi serta
bertanggung jawab. Dan yang kedua adalah aksi dari reaksi manusia dalam suatu
lingkungan. Yang diperlukan adalah komunikasi(alat hubung seseorang yang paling
penting), perhatian diperlukan dalam komunikasi, sopan dalam bicara. (http://makantutugas.blogspot.com/2011/04/tata-krama-public-relation.html)
2.2
PENTINGNYA TATA KRAMA PADA ANAK USIA DINI
Orang tua anda juga melatih anda cara makan,minum, menyapa,
memberi hormat, berbicara, berpakaian, dan bersikap jika ada tamu yang datang
kerumah anda. Lama kelamaan prilaku anda terbentuk menjadi suatu kebiasaan,
tanpa memikirkan mengapa anda harus bertindak seperti yang demikian.
Tata
krama yang semula berlaku dalam lingkungan terbatas, lama
kelamaan dapat merambat kelingkungan masyarakat yang lebih luas. Banyak manusia
yang memiliki jenis manusia tipe durian, yaitu orang yang penampilannya tidak
menarik, kasar, dan tidak mengundang simpati, namun berhati emas. Hatinya
diliputi sifat-sifat terpuji, seperti rendah hati, suka memaafkan, suka
menolong, dan menghargai orang, serta tidak menyakiti orang lain. Manusia tipe
kedong-dong akan dijauhi orang setelah merasakan betapa asam sifat-sifatnya.
Disinilah letak betapa pentingnya
tata krama. Orang yang mengenal dan menerapkannya akan melahirkan
penampilan yang menarik seperti kulit kedongdong,dan perhatian itu tepancar
dari hati seperti isi durian. (http://belajarpsikologi.com/pengertian-tata-krama/)
Dengan pendidikan tata krama yang diberikan sejak dini maka anak akan
dapat mengatur sikap tingkah lakunya, dimana dan kapanpun berada sehingga
menambah sikap baik.
2.3 CARA PENERAPAN PENDIDIKAN TATA KRAMA PADA
USIA DINI
Kapan Mulai Mengajari Anak Sopan Santun?
|
Para ahli mengingatkan, ajari anak tata krama sedini
mungkin. Jangan tunggu hingga anak besar karena bisa berakibat fatal.
Bagaimana memulainya? Tentunya para orang tua akan bangga jika dikatakan
bahwa anaknya sangat sopan. Namun sebaliknya, jika anaknya dicap sebagai tak
tahu aturan, tentunya sebagai orang tuanya Anda sangat sedih, bukan?
Bagaimana mengajari si kecil agar ia bisa berlaku sopan?
Menurut psikolog Hera L. Mikarsa, Ph.D , mengajari sopan
santun atau tata krama sebaiknya dilakukan sejak dini. Bisa dimulai sejak ia
berusia 1 atau 1,5 tahun. Saat ia mulai mengerti. "Jadi, jangan tunggu
hingga ia besar. Sebab kala ia sudah besar, tentunya ia sudah punya kebiasaan
tertentu. Akan memakan waktu lama untuk mengubahnya."
DARI YANG SEDERHANA
Jangan karena menganggap ia masih kecil, lantas dianggap
belum penting mengajarkan tata krama. Karena nanti pelajaran tata krama dan
budi pekerti akan didapatkannya saat duduk di bangku TK atau SD. Ini anggapan
yang salah, sebab, ia belajar di TK juga hanya sebentar, sekitar dua jam. Apa
cukup pelajaran budi pekerti dan tata krama yang ia peroleh? Lagi pula,
semakin ia besar, semakin sulit hal ini diajarkan. Kalau sejak kecil tidak
diajarkan norma-norma yang baik, bisa jadi kelak ia tumbuh menjadi anak tak
tahu aturan. Misalnya, masuk ke rumah orang langsung berlarian ke sana-kemari.
Membuka lemari es dan mengambil isinya seenaknya, seakan-akan itu adalah
lemari es ibunya. Namun Hera juga mengakui, tak tertutup kemungkinan si anak
juga belajar dari lingkungan. Maka ia akan meniru cara yang lebih bisa
diterima di masyarakat itu. Jadi kontrol sosial di sini sangat berperan.
Namun tetap yang paling baik adalah bila dari rumahnyalah pengajaran tata
krama ini didapatnya.
Untuk anak batita, menurut dosen psikologi perkembangan UI
ini, sebaiknya pengajaran tata krama dimulai dari kehidupan sehari-hari.
Misalnya, membuang sampah harus di tempatnya, makan harus di meja makan,
membaca tidak boleh sambil tiduran di lantai, sebelum makan harus cuci tangan
dulu, dsb. Atau, kalau ia bertemu dengan tetangga, ajarkan ia bersalaman,
mengucapkan terima kasih bila diberi oleh-oleh, dsb. Jadi mulai dari hal-hal
simpel yang terjadi dalam kehidupan sehari-harinya. Sehingga hal-hal simpel
ini akan menjadi kebiasaan hingga ia besar nanti. Pola pengajarannya pun
tidak bisa dengan wejangan atau nasihat. "Ia tak akan mengerti. Harus
dengan contoh. Kalaupun harus dengan kalimat, ungkapkan dengan kalimat yang
sederhana dan mudah dicerna mereka." Nanti dengan bertambahnya umur,
otomatis pemahamanannya semakin baik, sehingga mengajarkannya bisa lebih
bervariasi.
Selain itu, si kecil juga belum tahu mengapa ia harus
melakukan semua tata krama itu. Tugas orang tualah yang harus menjelaskan
alasan di belakang aturan itu.
TEGURAN DAN PUJIAN
Orang tua juga harus terus mengingatkan. Karena si kecil
daya ingatnya sangat terbatas. Sehingga ia mudah lupa atas larangan dan
anjuran yang diterapkan. Jadi, jangan terkejut jika mereka banyak
melanggarnya. Bersabarlah dan jangan bosan-bosan untuk terus mengingatkannya,
sampai hal ini menjadi suatu kebiasaan. Dan kalau kebiasaan baik itu
dibiasakan sejak kecil, kala dewasa akan dengan secara otomatis terucap.
Hasil didikan orang tua ini biasanya akan terlihat saat anakmulai
bersosialisasi keluar. Dari situ baru kelihatan apakah ia bersikap sopan atau
urakan. Dan karena di usia 2-3 tahun, si kecil juga mulai bermain di luar,
orang tua sebaiknya juga mengajarkan tata krama untuk bergaul. Teguran harus
disesuaikan dengan usia dan pribadi anak. Ada anak yang sekali ditegur lantas
sudah menangis, tapi ada anak yang cuek saja pada peringatan orang tuanya.
"Namun umumnya, di usia batita ini, pelototan mata ibunya saja atau
dengan kata-kata 'Jangan! Awas! Tidak boleh begitu!', sudah cukup."
Kalau teguran ini tidak jalan, bisa ditingkatkan dengan ancaman. Lebih baik
tidak dilakukan hukuman fisik karena itu tidak efektif. Teguran pada si kecil
sebaiknya dilakukan sesegera mungkin. Segera setelah ia melakukan
kesalahannya. Sehingga ia bisa menghubungkan hukumannya dengan perbuatannya.
Kalau peneguran itu ditunda, misalnya menunggu hingga di dalam rumah, ia
sudah lupa. www.tabloidnova.com
“Manusia adalah gudangnya kesalahan,” begitu bunyi pepatah
bijak. Namun demikian, bukan berarti meminta maaf atas kesalahan menjadi hal
mudah, termasuk bagi anak-anak usia sekolah. Agar anak mau meminta maaf,
berikut 6 langkah yang dapat orangtua terapkan pada anak saat anak bertengkar
dengan temannya, antara lain;
1. Beri kesempatan pada anak untuk mengungkapkan
masalahnya.
Galilah dari diri anak apa yang membuatnya tidak
mau/menolak meminta maaf. Baik orangtua maupun guru harus bersikap netral,
tidak berpihak kepada pelaku ataupun korban. Jika berpihak, dikhawatirkan
pemulihan hubungan keduanya akan semakin sulit.
2. Tidak memaksa anak meminta maaf.
Sering dijumpai orangtua yang memaksa anaknya untuk minta
maaf, sebetulnya, cara seperti ini tidak benar dan dapat menekan anak.
Semakin dipaksa untuk meminta maaf, semakin sulit bagi anak untuk
melakukannya. Karena paksaan merupakan sesuatu yang tidak menyenangkan maka
hal itu tak akan diulangi lagi. Atau, kalaupun mau, anak akan meminta maaf
dengan terpaksa, tidak tulus.
3. Tumbuhkan empati pada anak.
Cara terbaik dengan menumbuhkan empatinya. Memberikan
pengertian tentang apa yang dilakukannya. Setidaknya anak tahu, perbuatannya
telah membuat orang lain menderita, terganggu, atau tersakiti. Anda harus bisa memahami,
perbuatannya itu tidak baik. Dia juga harus merasakan apa yang orang lain
rasakan. Anak harus melihat dampak yang dia lakukan pada anak lain, bagaimana
perasaan orang tersebut, dan sebagainya.
4. Berikan dorongan
Contoh, “Ibu akan senang kalau kamu mendengarkan keluhan
orang lain dan kamu mau mengubah perilakumu. Ibu berharap kamu juga bisa
meminta maaf atas perbuatan yang sudah kamu lakukan pada temanmu.” Harapan
semacam ini tidak memberi kesan memaksa dan sok berkuasa, melainkan mengajari
anak untuk bersikap terbuka dan membuatnya berpikir. Apalagi di usia ini anak
sudah bisa diajak berpikir mengenai konsekuensi.
5. Kenalkan aneka cara meminta maaf
Ada berbagai cara meminta maaf, baik secara langsung
maupun tidak. Ada yang lewat salaman tangan, rangkulan, sentuhan, dan cara
lainnya, atau yang terbaru dengan SMS, e-mail, chat, komentar maaf di
jejaring sosial seperti Facebook, Friendster, dan lain-lain. Anak tahu mana yang paling tepat
dan cocok. Biasanya dengan dibebaskan mengemukakan pendapatnya, anak akan
menemukan banyak ide. Kecuali jika anak memang tak tahu caranya, maka
orangtua mempunyai kesempatan untuk memberi masukan.
6. Beri toleransi waktu
Hindari menyuruh anak meminta maaf di saat itu juga.
Orangtua memang harus menunggu hingga anak mau melakukannya dengan tulus
tanpa terpaksa. Selanjutnya, jika anak sudah siap, orangtua bisa menjadi
perantara, membantu anak untuk meminta maaf dan mendamaikan kedua anak yang
berseteru. www.tabloidnova.com
|
2.4 HASIL DARI PENDIDIKAN TATA KRAMA PADA USIA DINI
1. Anak akan
menjadi seseorang yang bisa menjadi contoh baik bagi orang lain dalam
kehidupan.
2.
Anak akan mempunyai kebiasaan
tingkah laku yang terkontrol, tidak ragu-ragu dalam setiap situasi.
3.
Dengan perilaku anak yang baik
maka akan menumbuhkan kelebihan dalam pendidikan dan pelatihan yang diikuti.
4.
Anak akan dapat mengambil
keputusan dalam suatu masalah dengan bijak.
5.
Anak akan dapat mengenal bagaimana
menjalani hidup melalui rangkaian tindakan sehari-hari.
6.
Anak akan menjadi seseorang yang
disegani dan dihormati
7.
Dapat berhubungan baik dengan
orang lain
8.
Anak akan menjadi seseorang yang
dapat memelihara suasana yang baik dalam berbagai lingkungan, baik lingkungan
keluarga, pergaulan, dan di mana ia bekerja.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dari
pembahasan yang telah disampaikan , maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan
tata krama sejak usia dini itu sangat penting. Para orang tua hendaknya
membuang anggapan bahwa pendidikan tata krama itu belum perlu diberikan pada
anak usia dini. Jangan tunggu ia hingga besar. Apabila pendidikan tata krama
ini terlambat diberikan maka akan menjadi masalah yang fatal. Sebab saat ia
sudah besar, tentu ia sudah punya kebiasaan tertentu. Akan memerlukan waktu
yang lama untuk mengubahnya. Belajar sopan santun sejak dini akan membentuk
anak menjadi pribadi dewasa yang bertata krama. Di usia inilah saatnya untuk mengenalkan
sopan santun kepada anak. Dengan demikian anak menjadi tahu apa yang sebaiknya
dilakukan dan tidak di berbagai kesempatan. Namun tentunya pengajaran harus
disesuaikan dengan usia anak. Cukup ajarkan hal-hal kecil yang bisa dilakukan
anak usia dini. Karena pada masa ini otak anak sangat cepat menangkap apa yang
ia lihat. Anak-anak cepat menirukan apa yang orang lain lakukan. Lingkungan
disekitar sangat mempengaruhi kelakuannya. Maka dari itu peran orang tua sangat
penting untuk mengontrol perkembangan sopan santun anak.
3.2
Saran
Saran
yang dapat penulis sampaikan adalah:
1.
Semakin ditingkatkannya
perhatian para orang tua untuk mengontrol perkembangan anak terutama dalam
bidang tata krama.
2.
Sebaiknya pengajaran
tentang tata krama yang diberikan disekolah ditingkatkan, atau mungkin sekolah
khusus untuk tata krama.
DAFTAR PUSTAKA
KERANGKA
KARANGAN
BAB
I. Pendahuluan
1.1.Latar
Belakang
a) Rendahnya
mutu pendidikan masih disandang bangsa Indonesia.
b) Anak
mulai belajar dan beradaptasi dengan lingkungannya sejak bayi.
c) Perkembangan
anak itu banyak tergantung pada lingkungannya.
d) Sopan
santun atau tata kerama hendaknya diajarkan sejak dini.
e) Orang
tua dapat mendidik anak dengan memberikan motivasi kepada mereka.
1.2.Rumusan
Masalah
a)
Apakah yang dimaksud
dengan tata krama?
b)
Mengapa pendidikan tata
krama pada usia dini itu penting?
c)
Bagaimana cara
penerapan pendidikan tata krama pada usia dini itu?
d)
Apa hasil dari
pendidikan tata krama pada usia dini?
1.3.Tujuan
a)
Mengetahui arti dari
tata karma
b)
Mengetahui pentingnya
pendidikan tata krama pada usia dini
c)
Mengetahui bagaimana cara
penerapan pendidikan tata krama pada usia dini
d) Mengetahui
hasil dari pendidikan tata krama pada usia dini
BAB
II. Pembahasan
2.1.
Pengertian Tata Kerama
Jadi Tata krama adalah norma
kebiasaan yang mengatur sopan santun, dan disepakati oleh lingkungan.
2.2. Pentingnya
Pendidikan Tata Kerama pada Usia Dini
Dengan pendidikan tata krama yang diberikan sejak dini maka
anak akan dapat mengatur sikap tingkah lakunya, dimana dan kapanpun berada
sehingga menambah sikap baik.
2.3. Cara Penerapan Pendidikan Tata Kerama pada Usia Dini
1. Dari yang
sederhana
2. Teguran dan
Pujian
2.4. Hasil dari Pendidikan Tata kerama pada usia dini
1. Anak akan
menjadi contoh yang baik bagi orang lain, anak akan mempunyai kebiasaan tingkah
laku yang terkontrol, dapat mengambil keputusan dengan bijak, menjadi seseorang
yang disegani dan dihormati.
BAB III. Penutup
3.1. Kesimpulan
Dengan
pendidikan tata kerama sejak usia dini maka anak akan tahu apa yang baik
dilakukan dan tidak. Sehingga setelah dewasa nanti anak dapat bertingkah laku
dengan baik.
3.2. Saran
Sebaiknya
orang tua lebih meningkatkan perhatian terhadap anak dalam mengontrol
perkembangan anak terutama dalam bidang tata kerama.
Website paling ternama dan paling terpercaya di Asia
BalasHapusSistem pelayanan 24 Jam Non-Stop bersama dengan CS Berpengalaman respon tercepat
Memiliki 9 Jenis game yang sangat digemari oleh seluruh peminat poker / domino
Link Alternatif :
www.arenakartu.cc
100% Memuaskan ^-^